Monday, May 15, 2017

teks review/ulasan film "mana janji ayah?"


Belajar Sabar dari “ Mana Janji Ayah”
Eka Gustiwana dan Koharo




Film berjudul “MANA JANJI AYAH” diproduseri oleh Eka Gustiawana sekaligus sebagai penata musik. Direktornya adalah Koharo, dia juga berperan sebagai kameramen dengan asistennya yaitu Mumun dan Agung Juna. Manajer produksinya Kartika Nugraeni dan timnya (Teuku Cut A, Ichsan Tiaz G, Rizky Ramadhan, Danu, dan Wahyu). Film ini dibintangi oleh Nadya Rafika (Anak) bersifat egois dan pemarah, Pak Bedi (Ayah) bersifat penyabar dan penyayang, Yafi Tessa (Anak Di Masa Kecil) bersifat cengeng. Berdasarkan isinya adalah film keluarga. Berdasarkan durasi adalah film pendek yang berdurasi selama 8 menit 4 detik. Dan film ini dipublikasikan tanggal 21 Januari 2016.

Film ini mengisahkan seorang gadis miskin yang hidup hanya dengan ayahnya. Mereka hidup seadanya. Ketika masih kecil gadis itu menjadi bahan bulian disekolahnya. Melihat anak-anak lainnya yang serba kecukupan, dia menjadi iri dan ingin menjadi orang kaya. Namun, ia mengungkapkan dengan cara yang salah. Dia terlalu menuntut ayahnya yang hanya bekerja sebagai tukang bajaj. Suatu hari dia berulang tahun dan saat itu ayahnya telah menyiapkan kejutan dengan mengabulkan keinginannya. Setelah semua transaksi dilakukan, ayahnya bekerja lagi sebagai tukang bajai sialnya dia meniggal ditengah perjalanan.

Kisah film ini berawal dari seorang anak SD yang hanya tinggal dengan ayahnya dan diejek karena dia anak tukang bajai yang pincang. Saat dijemput ayahnya dia malu dan memilih untuk pulang sendiri. Ketika sudah remaja, sebelum berangkat sekolah dia diberi sepatu oleh ayahnya tapi, dia membantingnya dengan kasar. Pada saat diperjalanan sekolah dia diundang temannya untuk acara ulang tahun. Dia datang ke acara dengan baju kumel dan menggunakan sandal jepit, ia iri dan malu dengan keadaannya, dia selalu membandingkan barang-barangnya dengan milik teman-temannya.

Beberapa hari menjelang ulang tahunnya ayahnya telah mengumpulkan uang namun, uang namun, ia merasa uang tersebut belum cukup. Dia menjual prabotan rumahnya melalui situs jual beli online olx.com yang diakses diwarnet. Dia mengantar barang yang telah dijual sendiri ke pembeli. Setelah anaknya tau bahwa prabotan rumah dijual dia langsung marah dan membentak ayahnya tanpa mengetahui sebab ayahnya menjual prabotan tersebut. Ketika dia melewati subuah tempat makan ia ingi membeli di sana namun dia menyadari ketidak punyaannya. Tanpa sepengetahuannya ayahnya membeli makanan terssebut dan diaruh diatas rak.

Saat hari ulangtahun ayahnya telah memesan barang-barang yang diinginkan  dan datang tepat dihari ulangtahunnya. Lantas dia menulis surat ucapan untuk ulangtahun anaknya yang berisi permohonan maaf dan doa untuk anaknya. Setelah menulis surat dia pergi bekerja lagi sayangnya, diperalanannya dia ditabrak oleh elp. Anaknya juga berada didaerah itu, dia mengetahui ada kecelakaan lantas turun dari angkot yang dia naiki. Saat melihat bahwa yang kecelakan itu ayahnya dia sangat terkejut lalu menangis serta memeluk erat ayahnya sembari mengingat perlakuannya pada ayahnya.
Dirumah dia membaca surat yang ayahnya tulis dia terharu dan menangis lagi.

Dalam film “ Mana Janji Ayah? ” ini, semua peran yang diperagakan oleh setiap tokohnya terlihat bagus dan natural. Namun sayangnya, hampir di setiap adegan cerita yang diperankan, suara asli tokoh/pemeran tidak keluar (disembunyikan). Mulai dari awal cerita, ketika teman-teman SD mengejeknya karena ayahnya adalah tukang bajaj pincang. Sampai akhir kisahnya ketika ia menyesali perbuatannya, mengetahui ayahnya mengalami kecelakaan di jalan, dan meninggalkannya untuk selamanya. Percakapan yang dilakukan tidak diperdengarkan, sehingga mengurangi nilai ekspresi pemeran/tokoh film tersebut. Meskipun begitu, alunan instrumental musik yang di setting sebagai backsound mampu membawa penonton mengalami situasi seperti yang di alami tokoh. Selain itu, jika kita cermati kita akan tahu isi cerita yang diperagakan meskipun tidak begitu jelas. Mungkin saja, alasan tidak diperdengarkannya percakapan pada film ini, karena bahasa yang digunakan terlalu kasar. Sehingga aman ditonton untuk segala usia.

Adanya beberapa iklan situs jual-beli barang online yang diperagakan oleh tokoh ayah akan memberi nilai positif bagi para pemirsa. Karena, mengenalkan aplikasi(situs jual beli online) karya anak negeri, yang menunjukkan adanya kemajuan teknologi di bidang transaksi jual-beli. Hal ini akan menciptakan asumsi bahwa di jaman globalisasi yang serba canggih ini kita bisa melakukan transaksi jual-beli dengan lebih mudah dan aman. Namun demikian, kita tetap harus memperhatikan situs jual-beli online yang kita gunakan, sebaiknya yang telah memperoleh rekomendai dari pemerintah.

Jadi, secara keseluruhan film “ Mana Janji ayah ? ” ini, sangat bagus. Film ini mengajarkan supaya kita, khususnya kepada seluruh anak Indonesia untuk menghargai pengorbanan orangtua kita. Seperti apapun keadaan orang tua kita, bersyukurlah. Karena dengan hati yang selalu bersyukur, kita akan selalu melihat betapa tak terhitung kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Film ini mengajak kita untuk selalu bersyukur. Jangan sampai kita menyesal kemudian karena tindakan kita, akibat rasa tidak bersyukur.




No comments:

Post a Comment