Wednesday, May 17, 2017

Catatan Lagu Pujian Untuk Ibadah

Syalom saudaraku yang ku kasihi didalam Tuhan,,J
kali ini saya akan berbagi tentang catatan pujian, khususnya bagi kalian yang lagi cari referensi kata-kata buat pimpin pujian (WL)J
beberapa diantara kalian mungkin pernah bingung soal nyusun kata kata buat pengantar pujian,,,
nah... disini saya akan berbagi pengalaman (catatan) saya saat diminta pimpin pujian di gereja.........
selamat membaca... dan selamat melayani Tuhan J

HAPPY SERVE GOD :)

Syalom, bapak/ibu/saudara yang terkasih di dalam Tuhan...
Bersyukur pada hari ini, kita bisa beribadah bersama di gereja Tuhan ini.
Mari kita memuji-mengagungkan Dia, serta memuliakan Dia... melalui puji-pujian kita, sebagai ungkapan syukur atas penyertaanNya sepanjang satu minggu ini,,
Kita akan memulai ibadah ini, dengan menaikkan sebuah pujian yang mengatakan Yesus kami puja, kami sembah sebagai Raja.
-------------------------pujian bersama---------------------------
Biarlah hanya Tuhan Yesus saja yang senantiasa kita sembah dan kita agung-agungkan... Dialah Raja di atas segala Raja... satu-satunya Tuhan, Allah, dan Bapa kita... mari kita berdoa
------------------------------doa------------------------------------
Kitab Yesaya 12:2 mengatakan :
“Sungguh, Allah itu keselamatanku, aku percaya dengan tidak gemetar, sebab Tuhan Itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku”
Bapak/ibu/saudara merasa terberkati dengan Ayat Firman Tuhan ini ?
Sebagaimana firman Tuhan hari ini berkata, Tuhan itu kekuatan dan mazmurku...bapak/ibu/saudara percaya juga, bahwa Tuhan adalah kekutan dan mazmur bagi kita semua??? Mari sama-sama kita pujikan Tuhanlah kekuatan dan mazmurku
Saya mengundang bapak/ibu/saudara untuk bangkit berdiri...
--------------------------------pujian bersama---------------------------------
Saya persilakan bapak Ibu saudara untuk duduk kembali...
Bapak/ibu/saudara merasa diberkati Tuhan sepanjang satu minggu ini ???
Maka saatnya bagi kita untuk membalas cinta kasih Tuhan dari apa yang kita miliki, kita akan memberikan persembahan yang terbaik bagi Tuhan. Setelah itu kita akan masuk doa safaat , mohon dengan kasih ibu gembala untuk memimpin dalam doa. Kita akan iringi dengan pujian  sgala puji syukur dan mohon dengan kasih yuli untuk melayani kolekte
------------------------------pujian bersama+kolekte-----------------------------
Tiba saatnya bagi kita untuk mendengarkan sabda firman Tuhan yang akan dilayani oleh hambaNya..
Kita siapkan hati dan pikiran kita untuk menerima benih firmanNya...
Kita naikkan sebuah pujian yang mengatakan kau telah buktikan cintaMu padaku,Kau membayarku dengan hidupMu ku bersyukur
--------------------------------pujian bersama---------------------------------
Waktu dan tempat kami persilakan kepada hambaNya yang akan melayani....
(biasanya saya suka bilang pas pertengahan lagu,,)


JESUS BLESS YOU ALL

Laporan Study Lapangan Di TPA Talang Agung

LAPORAN STUDY LAPANGAN
DI TPA TALANG AGUNG
Untuk memenuhi salah satu tugas
Mata pelajaran geografi
Guru pembimbing Helin Istikasari
 









Disusun oleh
Wahyuningsih (XI)
SMA KRISTEN DIAN SAKTI

Tahun ajaran 2016/2017


Kata Pengantar
          Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,karuniaNya saya dapat menyelesaikan makalah tentang pengolahan limbah sampah di TPA Talang Agung dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya .Dan juga saya berterima kasih kepada ibu Helin Istikasari selaku guru mapel Geografi yang telah memberikan tugas ini kepada saya .
            Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang pengolahan limbah sampah menjadi hal yang berguna . Saya juga menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna . Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya . Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya maupun orang yang membacanya . Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan . Sekian dan saya ucapkan terima kasih .



                                                                                                            Kesamben,Januari 2017
                                                                                                                     Penyusun


                                                                                                            Merry Kristiani Natalia


DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................
1
Daftar Isi ................................................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang ...........................................................................................................
3
2.      Tujuan /Rumusan Masalah ........................................................................................
3
3.      Manfaat ......................................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN

1.      Gambaran Umum TPA Talang Agung.......................................................................
4
2.      Penerapan Konsep Pembangunan Berkelanjutan di TPA Talang Agung ..................
6
3.      Konsep Berwawasan Lingkungan di TPA Talang Agung .........................................
8
4.      Pendapat Tentang Pengembangan dan Pengolahan Sampah di TPA Talang Agung
11
BAB III PENUTUP

1.      Kesimpulan ................................................................................................................
15
2.      Saran ..........................................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
16














BAB I
Pendahuluan
  A.LATAR BELAKANG
            Pembelajaran geografi pada bab ini membahas tentang pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup dalam kaitan pembangunan berkelanjutan.Untuk dapat mempermudah memahami materi di bab ini maka kita akan mengaji tentang pengertian lingkungan hidup . Dan lingkungan hidup sangat dipengaruhi oleh hubungan atau interaksi antar unsur dalam  lingkungan hidup ,kondisi fisik,jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan hidup. Untuk itu maka kita harus melakukan penelitian atau observasi agar memahami materi ini dengan jelas .
            Dan contoh salah satu tempat yang cocok untuk melakukan observasi adalah TPA Talang Agung karena TPA ini dapat mengolah limbah sampah menjadi energi gas yang di sebut methane .Gas ini ramah lingungan dan sangat bermanfaat bagi warga masyarakat sekitar .Maka dari itu kami memilih TPA Talang Agung untuk melakukan observasi ini .
  B. TUJUAN / RUMUSAN MASALAH
1.)    Bagaimana gambaran umum TPA Talang Agung
2.)    Bagaimana penerapan konsep pembangunan di TPA Talang Agung
3.)    Bagaimana penerapan konsep berwawasan lingkungan di TPA Talang Agung
4.)    Bagaimana menurut pendapat anda tentang pengembangan dan pengolahan sampah di TPA Talang Agung .
 D.MANFAAT
1.)    Sebagai sumber reverensi dalam pelajaran geografi untuk mengetahui gambaran umum TPA Talang Agung
2.)    Sebagai acuan untuk mengetahui penerapan konsep pembangunan di TPA Talang Agung..
3.)    Observasi ini dapat menambah wawasan lingkungan di daerah lain .
4.)    Sebagai sumber pengetahuan pengembangan dan pengolahan sampah di TPA Talang Agung.

BAB II
Pembahasan
A . GAMBARAN UMUM TPA TALANG AGUNG

Tuesday, May 16, 2017

Persamaan dan Perbedaan Pantun, Syair, dan Gurindam

Persamaan dan Perbedaan Pantun, Syair, dan Gurindam
No.
Persamaan
Pantun
Syair
Gurindam
1.
Termasuk puisi lama yang memiliki aturan dalam jumlah kata dan suku kata dalam tiap baris, banyak baris dalam bait dan sajak/rima dalam tiap bait.
Pantun, pada umumnya terdiri dari 4 baris dalam tiap baitnya, pantun terikat pada aturan-aturan sbb :
1.      Jumlah baris 4 dalam tiap bait
2.      Jumlah kata 4-6 tiap baris
3.      Jumlah suku kata 8-12 tiap baris
4.      Bersajak a-b-a-b atau  a-a-a-a
5.      Terdiri dari sampiran (baris 1-2) dan isi (baris 3-4)

Contoh 1 (a-b-a-b) :
Apa guna orang bertenun,
(4 kata, 9 suku kata, dan bersajak -un)
Untuk membuat pakaian adat.
(4 kata, 11 suku kata, dan bersajak -at)
Apa guna orang berpantun,
(4 kata, 9 suku kata, dan bersajak -un)
Untuk memberi petuah amanat.
(4 kata, 11 suku kata, dan bersajak  -at)
ü  Sampiran pada baris 1-2, sebagai gambaran maksud isi pantun. Seseorang membuat pantun untuk memberi petuah amanat /nasehat (bagian isi), digambarkan sebagai seseorang yang sedang bertenun untuk membuat sebuah pakaian adat (bagian sampiran).
ü  Isi pada baris 3-4, sebagai isi pesan yang disampaikan. Isi pesan pantun di atas adalah pantun dibuat dengan tujuan untuk memberi wejangan/nasihat

Contoh 2 :
Gunung apa di siantar
( 4 kata, 8 suku kata, dan bersajak -ar )
Gunung api yang berpijar
(4 kata, 8 suku kata, dan bersajak -ar )
Apa tanda murid yang pintar
( 5 kata, 9 suku kata, dan bersajak -ar )
Murid pintar rajin belajar
( 4 kata, 9 suku kata, dan bersajak -ar )

ü  Sampiran pada baris 1-2, sebagai gambaran maksud/isi pantun.
Seorang murid yang pintar ditandai dengan sifatnya yang rajin belajar, pada pantun ini digambarkan sebagai gunung api(masih aktif) di Siantar, yang ditandai sebagai gunung api yang berpijar (kata berpijar pada baris ke-2 ini, adalah sebagai kiasan untuk mengungkapkan gunung api yang masih aktif)
ü  Isi pada baris 3-4, sebagai isi pesan yang disampaikan. Isi pesan di atas adalah seorang murid yang pandai ditandai dengan rajin belajar. Jadi, untuk menjadi pandai kita harus rajin belajar. Dan jika kita sudah pandai pun, kita harus tetap menunjukkan sikap rajin belajar sebagai seorang murid yang pandai.



Selain itu, ada pula pantun 2 baris yang terikat pada aturan aturan sbb :
1.       Jumlah kata 4-6 tiap baris
2.      Jumlah suku kata 8-12 tiap baris
3.      Jumlah baris 4 dalam tiap bait
4.      Bersajak a-a (pada pantun 2 baris tidak menggunakan sajak    a-b)
5.      Sampiran pada baris ke-1 dan isi pada baris ke-2

Contoh 3 :
Limau purut di tepi rawa
(5 kata, 10 suku kata, dan bersajak –a, sebagai sampiran)
Sakit perut sebab tertawa
(4 kata, 9 suku kata, bersajak –a, sebagai isi. Pantun ini mengandung pesan : kita akan merasa sakit perut jika kita tertawa (dalam artian tidak sewajarnya))

Adapula, pantun dengan jumlah baris 6,8,10, dst (jumlah baris=genap). Aturan yang mengikat sama dengan pantun pada umumnya. Hanya saja sampiran pada setengah bagian bait ke atas, dan isi pada setengah bagian bait ke bawah. Pantun seperti ini disebut talibun.

Contoh 4 ( 6 baris ; a-a-a-a-a-a) :
Melihat pedati yang sudah tua
(5 kata, 11 suku kata, dan bersajak -a)
Pedati hendak pergi ke telaga
( 5 kata, 11 suku kata, dan bersajak -a)
Pergi bersama melewati desa
( 4 kata, 11 suku kata, dan bersajak -a)
Walau sepiring untuk berdua
( 4 kata, 11 suku kata, dan bersajak -a)
Atau sepiring untuk bertiga
(4 kata, 11 suku kata, dan bersajak -a)
Tak mengapa asalkan kenyang terasa
( 5 kata, 12 suku kata, dan bersajak -a)

Pada pantun jenis ini, sampiran terdapat pada baris 1-3, dan isi terdapat pada baris 4-6, yang artinya seberapapun berkat/rezeki yang kita terima, tetaplah bersyukur karena kita masih bisa merasakan nikmat(kenyang)nya hidup, serta yakini bahwa semua yang Tuhan berikan kepada kita adalah yang terbaik.

Contoh 5 ( 6 baris; a-b-c-a-b-c ) :
Telah penat hamba mendaki
( 4 kata, 9 suku kata, dan bersajak -i)
mendaki batu batu berjenjang
(4 kata, 10 suku kata, dan bersajak -ang )
bulan tak  juga terang-terangnya
(5 kata, 10 suku kata, dan bersajak  -a)
Telah penat hamba menanti
(4 kat, 9 suku kata, dan bersajak  -i)
telah putih mata memandang
(4 kata, 9 suku kata, dan bersajak -ang)
tuan tak kunjung datang juga
(5 kata, 9 suku kata, dan bersajak  -a)

Pada pantun seperti ini, sampiran-nya terdapat pada baris 1-3, dan isi pada baris 4-6. Isi pantun ini menceritakan tentang seorang hamba yang sedang menanti-nantikan tuannya yang tak kunjung datang.

Syair terikat pada aturan-aturan sbb :
1.      Tiap bait terdiri dari 4 baris
2.      Tiap baris terdiri dari 4-5 kata, dan 8-14 suku kata
3.      Semua baris adalah isi, dan bersajak a-a-a-a

Contoh :
Untuk Masa Depanmu

Dengarlah wahai engkau ananda
(4 kata, 10 suku kata, dan bersajak -a)
Rajinlah belajar sepanjang masa
(4 kata, 11 suku kata, dan bersajak -a)
Ilmu tiada pernah habis dieja
(5 kata, 12 suku kata, dan bersajak -a)
sebagai bekal sepanjang usia
(4 kata, 12 suku kata, dan bersajak -a)


Dengan ilmu engkau terjaga
(4 kata, 10 suku kata,dan bersajak-a)
Dari suramnya waktu dan masa
(5 kata, 10 suku kata, dan bersajak -a)
Cemerlang akan senantiasa ada
(4 kata, 12 suku kata, dan bersajak -a)
Menyinarimu di masa dewasa
(4 kata, 11 suku kata,dan bersajak -a )

Semua baris pada syair merupakan isi, tidak terdapat sampiran.
Gurindam terikat pada aturan aturan sbb :
1.      Tiap bait terdiri dari 2 baris
2.      Jumlah kata dan suku kata dalam tiap baris tidak tetap
3.      Terdiri dari syarat (baris ke-1)  yang menyatakan perbuatan dan jawab (baris ke-2) yang menyatakan akibat. Syarat dan jawab saling berhubumgan dan merupakan satu kesatuan utuh

Contoh 1 :
kalau bekerja terburu-buru
(4 kata, 11 suku kata, dan bersajak -u )
tentulah banyak keliru
( 3 kata, 8 suku kata, dan bersajak -u )

Artinya: jika kita bekerja terburu-buru (baris 1, sebagai syarat), maka akan banyak kesalahan yang terjadi (baris 2, sebagai akibat), karena kecerobohan (keterburu-buruan ) kita sendiri.

Contoh 2 :
Kalau berbicara semaumu
(3 kata, 11 suku kata, dan bersajak u )
Tentulah banyak orang yang membencimu.
(5 kata, 12 suku kata, dan bersajak -u )

Artinya : jika kita berbicara semau kita, tanpa memperhatikan perasaan lawan bicara (baris 1, sebagai syarat), tentulah kita akan dibenci banyak orang (baris 2, sebagai akibat ), karena mereka merasa tersakiti oleh perkataan kita yang semena-mena.
2.
Bertujuan untuk memberikan pengajaran, nasehat, dan hiburan pada masyarakat.
Contoh 1 (memberikan pengajaran dan nasehat) :
Temukan apa yang dimaksud sahabat.
Temukan apa yang dimaksud maksiat.
Janganlah menjadi orang yang memelas.
Nanti kamu menjadi orang yang malas.

Maknanya kita tidak boleh  hanya meminta dan tidak mau berusaha karena akan membuat kita malas dan hanya bergantung kepada orang lain.

Contoh 2 (memberikan hiburan(pantun jenaka)) :
kalau beringin patah didahan
potong saja biar tak kotor,
kalau dingin tiada tertahan,
nongkrong saja diatas kompor
pantun di atas bersifat jenaka(menghibur). Maknanya jika kita merasa dingin maka sebaiknya kita duduk di atas kompor, padahal pada kenyataannya sangat tidak mungkin (tidak masuk akal) untuk di lakukan. Karena itu, tujuan pantun ini dibuat hanyalah sebagai hiburan saja.

Untuk Masa Depanmu

Dengarlah wahai engkau ananda
Rajinlah belajar sepanjang masa
Ilmu tiada pernah habis dieja
Sebagai bekal sepanjang usia

Dengan ilmu engkau terjaga
Dari suramnya waktu dan masa
Cemerlang akan senantiasa ada
Menyinarimu di masa dewasa

Syair diatas berisi nasihat bahwa ilmu sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini, ilmu tak terbatas waktu (akan selalu ada dan selalu baru), ilmu bagaikan cahaya yang akan menerangi kita menapaki jalan hidup kita. Karena itu, janganlah menyiayiakan ilmu.

Sebelum berbicara pikir dahulu.
Agar tak melukai hati  temanmu.

Gurindam diatas menerangkan kepada kita bahwa agar dalam berkomunikasi harus dengan ucapan yang baik tanpa menyinggung perasaan lawan berbicara. Dilarang bercanda ataupun memfitnah yang menyudutkan lawan bicara

Perbedaan :
No.
Pantun
Syair
Gurindam
1.
Sampiran terletak pada baris 1-2 dan isi pada baris 3-4

Apa guna orang bertenun,
Untuk membuat pakaian adat.

Sampiran
Apa guna orang berpantun,
Untuk memberi petuah amanat.
Isi

Semua baris merupakan isi

Untuk Masa Depanmu

Dengarlah wahai engkau ananda
Rajinlah belajar sepanjang masa     isi
Ilmu tiada pernah habis dieja
sebagai bekal sepanjang usia

Dengan ilmu engkau terjaga
Dari suramnya waktu dan masa
Cemerlang akan senantiasa ada     isi
Menyinarimu di masa dewasa


Syarat terletak pada baris 1 yang menyatakan perbuatan dan jawab pada baris kedua yang menyatakan akibat

Sebelum berbicara pikir dahulu.
baris 1
Agar tak melukai hati  temanmu.
baris 2

Baris pertama menyatakan jika kita tidak berfikir (mempertimbangkan) dahulu sebelum berbicara (perbuatan), maka kita bisa saja melukai perasaan teman  kita (akibat), jadi kita harus berhati hati dalam berbicara dengan lawan bicara kita.
2.
Tiap bait terdiri dari 4 baris

Apa guna orang bertenun,
baris 1
Untuk membuat pakaian adat.
baris 2
Apa guna orang berpantun,
baris 3
Untuk memberi petuah amanat.
baris 4
 
Tiap bait terdiri dari 4 baris


Untuk Masa Depanmu

Dengarlah wahai engkau ananda
baris 1
Rajinlah belajar sepanjang masa
baris 2
Ilmu tiada pernah habis dieja
baris 3
Sebagai bekal sepanjang usia
baris 4

Dengan ilmu engkau terjaga
baris 1
Dari suramnya waktu dan masa
baris 2
Cemerlang akan senantiasa ada
baris 3
Menyinarimu di masa dewasa
baris 4
Tiap bait terdiri dari 2 baris

Sebelum berbicara pikir dahulu.
baris 1
Agar tak melukai hati  temanmu.
baris 2
3.
Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata dan 4-6 kata
Apa guna orang bertenun,
(4 kata, 9 suku kata)
Untuk membuat pakaian adat.
(4 kata, 11 suku kata)
Apa guna orang berpantun,
(4 kata, 9 suku kata)
Untuk memberi petuah amanat.
(4 kata, 11 suku kata)

Tiap baris terdiri dari 8-14 suku kata dan 4- 5 kata

Untuk Masa Depanmu
Dengarlah wahai engkau ananda
(4 kata, 10 suku kata)
Rajinlah belajar sepanjang masa
(4 kata, 11 suku kata)
Ilmu tiada pernah habis dieja
(5 kata, 12 suku kata)
Sebagai bekal sepanjang usia
(4 kata, 12 suku kata)

Dengan ilmu engkau terjaga
(4 kata, 10 suku kata)
Dari suramnya waktu dan masa
(5 kata, 10 suku kata)
Cemerlang akan senantiasa ada
(4 kata, 12 suku kata)
Menyinarimu di masa dewasa
(4 kata, 11 suku kata)


Jumlah suku kata dan jumlah kata dalam sebaris tidak tetap

sebelum bekerja pikir dahulu
( 4 kata, 11 suku kata tidak tetap )
agar pekerjaan selamat selalu
( 4 kata, 12 suku kata )

kalau bekerja terburu-buru
(4 kata, 11 suku kata )
tentulah banyak keliru
( 3 kata, 8 suku kata )

Kalau berbicara semaumu
(3 kata, 11 suku kata )
Tentulah banyak orang yang membencimu.
(5 kata, 12 suku kata )

Jika kamu ingat selamat dunia dan akhirat.
( 7 kata, 16 suku kata )
Maka bersegera bertaubat sebelum terlambat.
( 5 kata, 16  suku kata )

4.
Bersajak a-b-a-b atau a-a-a-a

(a-b-a-b)
Apa guna orang bertenun,
Untuk membuat pakaian adat.
Apa guna orang berpantun,
Untuk memberi petuah amanat.

(a-a-a-a)
Gunung apa di siantar
Gunung api yang berpijar
Apa tanda murid yang pintar
Murid pintar rajin belajar

Bersajak a-a-a-a

Untuk Masa Depanmu

Dengarlah wahai engkau ananda
Rajinlah belajar sepanjang masa
Ilmu tiada pernah habis dieja
Sebagai bekal sepanjang usia

Dengan ilmu engkau terjaga
Dari suramnya waktu dan masa
Cemerlang akan senantiasa ada
Menyinarimu di masa dewasa

Sajak akhir berirama a-a, b-b, c-c, dst

Gurindam dua belas
(pasal pertama)

Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

Barang siapa mengenal yang empat,
Maka itulah orang ma’rifat.

Barang siapa mengenal Allah,
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.

Barang siapa mengenal diri,
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.

Barang siapa mengenal dunia,
Tahulah ia barang yang terpedaya.

Barang siapa mengenal akhirat,
Tahulah ia dunia melarat.

5.
Tiap baitnya dapat berdiri sendiri.

Pohon mangga daunnya lebat
Adik kecil belajar berhijab
Jika ingin menjadi hebat
Milikilah sifat bertanggung jawab

Pantun ini berisi pesan jika kita ingin menjadi seseorang yang hebat, maka kita harus memiliki sifat bertanggung jawab. Pantun ini dapat dikatakan selesai dalam 1 bait, karena pesan yang ingin disampaikan dapat diungkapkan dengan sangat jelas dalam satu bait saja.
Tiap bait syair tidak dapat berdiri sendiri

Tiap bait dalam syair selalu berkesinambungan dengan bait–bait selanjutnya. Pesan dalam syair tidak dapat diungkapkan dalam 1 bait saja, sehingga sebuah syair pasti terdiri lebih dari 1 bait. Contohnya :

Untuk Masa Depanmu

Dengarlah wahai engkau ananda
Rajinlah belajar sepanjang masa
Ilmu tiada pernah habis dieja
Sebagai bekal sepanjang usia

Dengan ilmu engkau terjaga
Dari suramnya waktu dan masa
Cemerlang akan senantiasa ada
Menyinarimu di masa dewasa


Pada umumnya gurindam dibuat berbait-bait dengan isi bersifat nasihat, mirip dengan pepatah atau peribahasa. Untuk menyatakan keseluruhan ide suatu gurindam biasanya memerlukan beberapa bait, sehingga gurindam tidak dapat berdiri sendiri. Sebenarnya gurindam merupakan satu kalimat (dalam hal ini biasanya berupa kalimat)

Kurang fikir, kurang siasat,
Tentu dirimu kelak tersesat.

Fikir dahulu sebelum berkata,
Supaya terelak silang sengketa.

Siapa menggemari silang sengketa,
Kelaknya pasti berdukacita.

Suatu gurindam pasti berangkai-rangkaian. Untuk menyampaikan suatu pesan diperlukan beberapa bait. Gurindam diatas mengandung pesan supaya kita selalu berfikir dahulu sebelum berkata-kata, supaya tidak terjadi sengketa/kesalahpahaman, yang akan mendatangkan keburukan di masa mendatang.

6.
Ada hubungan antara sampiran dan isi
Apa guna orang bertenun,
Untuk membuat pakaian adat.
Apa guna orang berpantun,
Untuk memberi petuah amanat.

Dalam pantun ini seseorang berpantun memiliki tujuan untuk memberikan amanat/pesan, digambarkan dengan seseorang yang berpantun yang bertujuan untuk membuat pakaian adat.
Di dalam syair semua baris adalah isi, (tidak terbagi menjadi sampiran dan isi), sehingga dapat dipastikan setiap baris dalam syair saling berikatan/berhubungan.

Syair Kejujuran

Wahai ananda buah hati bunda
Hiduplah jujur jangan durhaka
jauhkan bohong haramkan dusta
supaya hidup tiada ternista

wahai ananda intan pilihan
berterus terang janganlah segan
apa yang benar engkau katakan
apa yang salah engkau tujukan

(bait 1)
Penyair menyampaikan syairnya kepada anaknya(baris 1), supaya hidup jujur serta tidak durhaka(baris 2), menjauhi kebohongan/dusta(baris 3), supaya ia tidak menistakan dirinya sendiri/merendahkan martabatnya sendiri(baris 4).

(bait 2)
Penyair berpesan kepada anaknya(baris 1), untuk berkata terus terang(baris 2), katakan yang benar adalah benar, jangan menyembunyikan kebenaran (baris 3), nyatakan yang salah adalah salah, peliharalah kejujuran akan  kebenaran(baris 4).

Ada hubungan dari syarat dan jawab yang merupakan satu kesatuan utuh

Kalau berbicara semaumu
Tentulah banyak orang yang membencimu.

Jika kita berbicara semau kita, tanpa memperhatikan perasaan lawan bicara (baris 1, sebagai syarat), tentulah kita akan dibenci banyak orang (baris 2, sebagai akibat ), karena mereka merasa tersakiti oleh perkataan kita yang semena-mena. Dalam hal ini baris 1 dan 2 selalu berhubungan.